HALLO JAKARTA - Hampir semua sektor kehidupan sudah dikuasai oleh mafia. Salah satu yang menonjol adalah di bidang pertanahan, keuangan dan berbagai sektor jasa lainnya.
Sementara kondisi rakyat dan masyarakat termasuk pada aktivis sudah dijangkiti mental individualis dan mental BLT yang diam setelah mendapat subsidi dan bantuan.
Demikian pokok-pokok pikiran yang mencuat dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema: 'Indonesia Darurat mafia dan Potensi Lahirnya Pemerintah Transisi' di Jakarta, Rabu (15/3/23).
"Kalau semua sektor pelayanan vital publik dikendalikan oleh tangan gelap mafia, cepat atau lambat negara akan bubrah dengan sendirinya," ujar mantan Aktivis 78 Indro Tjahjono
Indro menyatakan, hanya melalui rakyat terdidik yang bisa mengkonsolidasikan diri saja negara bisa diselamatkan.
Untuk mengubah kondisi ini menurut Indro Tjahyono harus ada gerakan yang konsisten yang terus menerus dilakukan.
Kedua harus ada proses kemajuan gerakan yang berarti. "Harus ada progress, tidak muter muter. Ada progres pencapaian dalam masalah ini". Ketiga, ada kontinuitas gerakan.
Sementara itu aktivis IPW Sugeng Teguh Santoso menyatakan fakta politik kondisi Indonesia mengalami carut marut di segala sektor.
Di sisi lain, infrastruktur kelembagaan/institusi negara mudah dimasuki oleh beberapa gelintir orang yang serakah.
Parahnya, menurut Sugeng, mental rakyat kita adalah BLT, yang akan diam setelah mendapat bantuan.
"Dapat bantuan sedikit saja, sudah diam bahkan memuji. Saya tidak pesimis dengan rakyat untuk sebuah perubahan, tapi syaratnya para pelaku pro demokrasi dan civil society ini harus independen, merdeka secara pikiran dan tindakan," ujarnya.
Budayawan Eross Djarot mengajak semua pihak untuk membangun solidaritas dan berani melakukan koreksi dengan cara elegan.
"Kalau Jokowi salah ya kita ingatkan kalau bagus kita dukung. Tidak usah perlu pakai marah marah," ujarnya.
Sementara Mantan Aktivis ITB yang juga ketua Umum KSPSI yang hadir dalam kesempatan tersebut mengkritisi mental para pejabat dan penyelenggara negara.
"Sistem memang penting, tapi mental pejabat yang tidak mau disogok jauh lebih penting," ujar mantan kepala BNP2TKI tersebut.
Artikel Terkait
Tersangka Kasus Mafia Tanah Milik Artis Nirina Zubir Dijerat Pasal Berlapis
Kemenkop Tegaskan Hoaks Berita Daftar penerima BLT UMKM Rp1,2 juta pada Januari
Wasekjen DPD LBH HKTI Jaya, Ericko Pandu Sumbogo, SH: Lawan Mafia Pertanian
LeSPK Yogyakarta: Indonesia Darurat Mafia dan Potensi Melahirkan Pemerintah Transisi