Menag Yaqut: Pembakaran dan Penyobekan Mushaf Al Quran Merupakan Teror dan Ekstremitas yang Merusak Harmoni

- Kamis, 26 Januari 2023 | 20:24 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas mengutuk keras pembakaran dan penyobekan Mushaf Al Quran. Gambar saat Menang Yaqut menjadi Irup Upacara HAB ke 77 Kemenag, menyampaikan amanat HAB ke 77 Kementerian Agama Jakarta. (Kemenag)
Menag Yaqut Cholil Qoumas mengutuk keras pembakaran dan penyobekan Mushaf Al Quran. Gambar saat Menang Yaqut menjadi Irup Upacara HAB ke 77 Kemenag, menyampaikan amanat HAB ke 77 Kementerian Agama Jakarta. (Kemenag)

HALLO JAKARTA - MENTERI Agama Yaqut Cholil Qoumas (Menag Yaqut) menanggapi aksi pembakaran dan penyobekan Mushaf Al Quran di Swedia dan Belanda, yang ramai diberitakan media internasional.

Menag Yaqut mengutuk keras tindakan tersebut. Karena pembakaran dan penyobekan Mushaf Al Quran menurutnya merupakan bentuk lain dari teror dan ekstremitas yang bisa mengancam harmoni umat beragama.

Dikutip dari situs resmi Kemenag, Menag Yaqut menanggapi aksi pembakaran dan penyobekan Mushaf Al Quran yang terjadi di daratan Eropa pekan lalu. Rasmus Paludan, pemimpin Partai Stram Kurs yang berhalauan ekstremis sayap kanan Denmark, membakar Mushaf Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, Sabtu, 21 Januari 2023.

Sementara dalam sebuah demonstrasi anti-Turki di Den Haag, Belanda, Ahad, 22 Januari 2023, terjadi aksi penyobekan Al Quran.

“Itu jelas teror dan tindakan ekstrem yang tidak bisa dibenarkan dan bisa merusak harmoni umat beragama. Saya jelas mengutuk tindakan ekstrem semacam itu,” tegas Menag Yaqut di Jakarta, Kamis (26/1).

Menag Yaqut yang akrab disapa Gus Men, selanjutnya mengatakan aksi demonstrasi memang dibenarkan dalam demokrasi. Namun, semua tindakan yang menghinakan simbol keagamaan, apalagi Kitab Suci, tidak bisa dibenarkan atas alasan apa pun, termasuk kebebasan berekspresi.

“Silakan sampaikan aspirasi dan ekspresi, tapi jangan dengan perbuatan ekstrem, provokatif, apalagi sampai menghinakan simbol-simbol keagamaan dan kitab suci. Itu bisa mengganggu harmoni sosial dan memecah belah umat,” tegas Gus Men.

Lebih lanjut Gus Men menjelaskan, pasca pandemi Covid-19, Indonesia yang diberi amanah sebagai Presidensi G-20 pada tahun 2022 berupaya keras untuk membangun kebersamaan melalui motto Recover Together, Recover Stronger (Pulih Bersama, Bangkit Perkasa). Motto ini memberi pesan kuat tentang pentingnya kebersamaan dalam memajukan dunia, bangkit dari pandemi.

“Aksi di Swedia dan Belanda justru bisa merusak semangat kebersamaan yang sedang dibangun. Itu jelas merugikan seluruh umat beragama dan tidak bisa dibenarkan,” ungkapnya.

Menang Yaqut menyebut,banyaknya protes dari berbagai negara menunjukkan tercederainya perasaan akibat tindakan tersebut.

“Protes dari berbagai negara, termasuk di Indonesia, serta juga dari masyarakat dan tokoh agama adalah cermin betapa tindakan itu semacam mencederai perasan dan merusak semangat kerukunan umat,” sebutnya.

Meski demikian, Gus Men mengimbau umat muslim Indonesia untuk tidak terpancing dan terprovokasi. Bentuk penyikapan harus mengedepankan cara-cara yang santun (akhlakul karimah) dengan menunjukkan nilai-nilai keluhuran Islam.

"Umat wajar jika marah melihat kejadian ini, namun bentuk respons harus dalam koridor hukum dan dengan adab yang mulia," jelasnya.

Di sisi lain, Menag Yaqut juga mendorong tokoh-tokoh agama di dunia untuk bisa bersama meredam kasus ini agar tak kian meluas. Para pemuka agama saatnya turun untuk berdialog dan kemudian memberikan pencerahan kepada umatnya demi terwujudnya kehidupan beragama dunia yang damai.

Halaman:

Editor: Achmad Marzoeki

Sumber: Kemenag

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X