HALLO JAKARTA - Anggota MPR RI Hj. Himmatul Aliyah S.Sos., M.Si. berpandangan bahwa jam pelajaran agama di sekolah -sekolah di Indonesia saat ini masih sangat sedikit. Himma, begitu sapaan akrabnya, meminta agar jam pelajaran agama di sekolah ditambah. Hal ini untuk memenuhi amanat UUD 1945 pasal 31 ayat (3) bahwa sistem pendidikan nasional diselenggarakan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pernyataan tersebut disampaikan Himmatul Aliyah di hadapan warga Kecamatan Jagakarsa dalam acara Sosialisasi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diadakan di Jakarta Selatan pada Rabu (19/04/2023).
Srikandi Partai Gerindra ini menyampaikan bahwa iman, takwa dan ahlak mulia pada peserta didik didapatkan dari mata pelajaran agama. “Maka saya meminta kepada pemerintah, tolong diperbanyak jam pelajaran agama di sekolah-sekolah. Ini juga amanat sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini yang terus saya perjuangkan,” ungkap Himma.
Anggota Komisi X DPR RI ini juga menekankan agar jangan ada diskriminasi antara sekolah umum dan sekolah agama. Terutama dalam alokasi anggaran, jangan sampai ada perbedaan anggaran untuk lembaga pendidikan umum dan lembaga pendidikan agama. “Sering terjadi ketimpangan kesejahteraan guru yang berasal dari sekolah agama dan guru yang bukan dari sekolah agama. Seharusnya hal ini jangan sampai terjadi,” imbuh Himma.
Dalam acara tersebut, salah sorang peserta bertanya, apabila pendidikan di Indonesia diselenggarakan untuk meningkatkan iman, takwa, dan ahlak mulia, mengapa untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya sekolah -sekolah di Indonesia tidak mempertimbangkan nilai iman, takwa, dan ahlak mulia sebagai salah satu kriteria diterima atau tidaknya sebagai peserta didik baru, namun hanya berupa nilai mata pelajaran umum.
Menjawab pertanyaan tersebut, Himma yang juga anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini sependapat bahwa seharusnya nilai iman, takwa, dan ahlak mulia menjadi salah satu pertimbangan seleksi penerimaan peserta didik baru di sekolah-sekolah di Indonesia.
“Meskipun demikian, memang pelajaran Bahasa Indonesia, yang salah satu capaiannya adalah kemampuan membaca, juga penting. Dalam Islam, ayat pertama yang turun adalah perintah untuk membaca, iqra’. Kalau kita sudah bisa membaca, kita bisa belajar yang lain, termasuk belajar agama,” jelas Himma.***
Artikel Terkait
Hj. Himmatul Aliyah: Jangan Mudah Tersulut Isu yang Memecah Belah Persatuan
Legislator Gerindra Himmatul Aliyah: Perawat adalah Pahlawan Kemanusiaan
Himmatul Aliyah: Anak Muda Perlu Bekal SDM Berkualitas
Himmatul Aliyah: Anak Muda Harus Jadi Agen Perubahan