Khalwat KH Buya Syakur Yasin, Kebiasaan yang Tidak Biasa

- Kamis, 25 Mei 2023 | 06:08 WIB
Salah seorang peserta Khalwat KH Buya Syakur Yasin tengah mengerjakan salat di tengah hutan. (Aris Munandar)
Salah seorang peserta Khalwat KH Buya Syakur Yasin tengah mengerjakan salat di tengah hutan. (Aris Munandar)

HALLO JAKARTA - SIANG itu sinar matahari sangat terik, menerobos masuk di antara dedaunan pohon jati yang bersebelahan dengan gubuk tempat mengikuti Khalwat KH Buya Syakur Yasin. Cahayanya menembus ke dalam gubug yang hanya berdinding dan beratap plastik terpal yang biasa dipakai untuk mengeringkan gabah hasil panen.

Berada di dalamnya terasa seperti roti di dalam oven. Peluh mengalir membasahi baju membuat kekhusukan zikir terganggu dan konsentrasi buyar. Padahal ada target zikir harian dalam kegiatan Khalwat KH Buya Syakur Yasin.

Terpaksa harus keluar bilik untuk mencari tempat yang cukup rindang di sekitaran lokasi Khalwat Buya Syakur Yasin agar bisa meneruskan zikir yang masih cukup jauh dari target.

Baca Juga: Kloter Pertama Jamaah Haji Embarkasi Jakarta Telah Berangkat

Dengan terus mengetuk-etuk tasbih yang melingkar di jari dengan mulut yang tentunya komat-kamit, aku mencoba mengitari lokasi, mencari tempat nyaman untuk sekadar menghindar dari teriknya matahari.

"Yah... di pinggir sungai rasanya tempat untuk ngadem sambil meneruskan zikiran," tiba-tiba terbersit ide begitu saja.

Di bawah pohon kersen yang tumbuh liar dengan dialasi karton bekas air mineral dan uap air dari sungai yang mengalir membuat suasana menjadi nyaman. Angin sepoi dari seberang sungai menambah sensasi surgawi.

"Pak, pak, bangun pak, hati hati tercebur sungai!"

Seseorang menepuk-nepuk bahu yang tersender di pohon kersen. Tidak terasa rupanya angin yang berhembus di tempat itu demikian sejuknya, membuatku tertidur.

Baca Juga: Perodua Malaysia Masters 2023: Fajar/Rian Tumbang, Leo/Daniel Melenggang ke Babak Kedua

"Oh, i.. iya pak, te.. terima kasih," sahutku terbata-bata sambil menegakkan kembali posisi duduk yang sempat bersandar.

Rupanya bapak yang membangunkanku adalah peserta Khalwat KH Buya Syakur Yasin juga. Dia membawa ember menuju sungai.

"Bapak mau ke mana?" tanyaku penasaran.

Suasana di salah satu gubuk peserta Khalwat KH Buya Syakur Yasin.
Suasana di salah satu gubuk peserta Khalwat KH Buya Syakur Yasin. (Aris Munandar)

Halaman:

Editor: Achmad Marzoeki

Sumber: Reportase Aris Munandar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Puisi Antropologi Betawi

Kamis, 8 Desember 2022 | 06:04 WIB

Dendang Melayu Said Effendi

Minggu, 4 Desember 2022 | 06:22 WIB

Mohamad Masserie Penggagas Kaum Betawi

Jumat, 4 November 2022 | 08:22 WIB

Putar-putar Jakarta, Jejak Sejarah Nama-nama Daerah

Sabtu, 22 Oktober 2022 | 05:58 WIB

Bung Karno Jaga Martabat Depan Presiden Rusia

Rabu, 12 Oktober 2022 | 09:11 WIB

Keroncong Rindu Malam

Selasa, 11 Oktober 2022 | 06:34 WIB

Isa Anshori Masyumi dan DN Aidit PKI Semeja Makan, Lho?

Minggu, 25 September 2022 | 07:56 WIB
X