Kiat Juru Masak Pada Khalwat KH Buya Syakur Yasin, Hanya Ingin Agar Tuhan Senang

HALLO JAKARTA - SAAT sore menjelang waktu maghrib, hampir rata-rata peserta Khalwat KH Buya Syakur Yasin, sudah berada di lingkungan dapur umum untuk berbuka puasa bersama sambil membawa gelas besar atau mug. Ada juga yang membawa termos air untuk nanti dibawa ke gubuk sebagai persediaan air panas untuk menyeduh teh atau kopi sebagai pendongkrak stamina tambahan selain air putih.

Pada saat seperti itu justru petugas dapur yang hanya beberapa orang saja sedang kerepotan untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Agar ketika masuk waktu maghrib peserta Khalwat KH Buya Syakur Yasin, sudah bisa mengambil makanan yang disajikannya.

Memang bukan pekerjaan yang mudah bagi para juru masak, dalam kegiatan Khalwat KH Buya Syakur Yasin. Setiap harinya mereka berkutat di dapur dari mulai memotong sayuran, mengulek bumbu-bumbu, menanak nasi tentunya dengan porsi yang besar dan beberapa pekerjaan lain yang hubungannya dengan masak memasak.

Baca Juga: Perodua Malaysia Masters 2023: Adinata Belum Terbendung, Gregoria dan The Babbies Kandaskan Unggulan 2

Jangan membayangkan mereka perempuan, apalagi memakai daster sambil ketawa cekikikan, sehingga mereka dikerubuti para peserta laki-laki tengil. Catat! juru masak itu semuanya laki-laki he he he.

Mereka tidak boleh lengah apalagi sampai sembrono, ketika jadwal makan sudah tiba sementara mereka belum melakukan apapun atau telat dalam menyajikannya.

Wah.. kalau sampai terjadi seperti itu bakal kena marah dan didemo ratusan peserta Khalwat KH Buya Syakur Yasin yang kelaparan. Tetapi untungnya belum pernah terjadi dan mudah-mudahan tidak akan terjadi.

Bagaimana tidak, makanan di dapur adalah sumber energi satu-satunya peserta untuk konsumsi sahur dan buka puasa.

Selain itu rumah makan yang ada jaraknya sampai 5 kilometer dan harus keluar hutan. Keluar dari arena Khalwat KH Buya Syakur Yasin adalah salah satu larangan dalam tata tertib khalwat.

Baca Juga: Gelar Sinema Keliling di Surabaya, Sandiaga Uno: Ekosistem Perfilman Harus Terus Dikembangkan

Mereka, para juru masak itu adalah peserta Khalwat KH Buya Syakur Yasin juga, yang di komandani Ustad Izzuddin dengan stafnya Mas Iko, Bang Jhon dan Mang Udin, yang malu-malu ketika ditanya namanya.

Dalam beberapa tahun ini mereka didaulat panitia  menjadi juru masak. Selama ini hasil masakan mereka diakui oleh para peserta khalwat tahun-tahun sebelumnya, cukup enak dan pas. Padahal mereka belum pernah sekalipun mengikuti ajang kontes juru masak seperti MasterChef Indonesia yang ditayangksn salah satu stasiun swasta.

Pada waktu-waktu tertentu di setiap pekan, khususnya pada hari Selasa, saat KH Buya Syakur Yasin memberikan pengajian Kitab Roaitullah di aula khalwat pada pukul 20.00 WIB, para juru masak akan lebih ekstra keras kerjanya. Mereka harus mempersiapkan makan malam untuk para tamu yang sengaja datang untuk mengikuti pengajian.

Jumlah tamu yang datang bukan cuma beberapa orang saja tetapi mereka sengaja datang dengan kendaraan-kendaraan pribadi bahkan ada juga rombongan dengan kendaraan bak terbuka. Jumlahnya bisa ratusan orang yang datang, baik laki-laki maupun perempuan. Betapa ramainya suasana hutan pada hari itu sampai dini hari.

Meski demikian, masih ada saja orang-orang yang tidak puas dengan rasa hasil masakannya, dibilang terlalu asin, terlalu pedas, atau kurang ini itu dan sebagainya.